Asal usul manusia sampai saat ini masih terus mendapat pembaharuan. Keingintahuan manusia itu sendiri dan perkembangan teknologi telah memacu pencarian ke arah itu dengan tingkat akurasi yang tinggi. Dan itu tak mengesampingkan, bahwa kehidupan berasal dari tanah. Dari terbentuknya bumi karena reaksi alam.
Menurut livescience.com, menurut para ilmuwan Bumi terkonsolidasi 4,54 miliar tahun lalu. Ini menurut sebagian besar model, dengan mengukur usia bebatuan dalam satu bulan, dan meteorit yang ditemukan di Bumi. Para ilmuwan tidak setuju dengan detailnya, tapi sebagian besar peneliti berpikir Bumi terbentuk oleh tabrakan yang terjadi kurang dari 100 juta tahun setelah tata surya bersatu. Proses terbentuknya Bumi terjadi oleh lebih dari 10 tumbukan dengan benda lain, sehingga menambah jumlah besar ke planet kita yang sedang tumbuh.
Sebelum kepunahan dinosaurus, sekitar 251 juta tahun lalu, seluruh benua di bumi memang bergabung membentuk benua besar yang dikenal dengan istilah Pangea, super benua atau benua besar. Hamparan luas daratan tersebut membentang di area kathulistiwa, yang akhirnya terbagi menjadi dua wilayah Gondwana di selatan dan Laurasia di utara.
Ketika terpisah, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi tujuh benua yang kita kenal saat ini. Oleh karena itu, belum lama ini diketemukan tengkorak kuno di china dengan fosil yang mirip seperti penemuan di maroko. Kehidupan manusia berasal dari daratan dan nenek moyang yang sama.
Sehingga empati yang sama ketika menyaksikan bencana di daerah atau di pulau lain, atau di benua lain, membuktikan kalau manusia itu mahluk sosial bukanlah
wacana lagi. Pendapat ini nampaknya tak memerlukan pembaharuan dan tak perlu harus intelek untuk memahaminya. Keterikatan manusia bahkan dengan makhluk lain tak terbantahkan.
Manusia jelas memerlukan
kawan karib yang bisa membahas apa saja, bahkan teritorial yang paling auratpun.
Atau dia butuh kawan yang lebih pribadi sehingga dia tak sungkan untuk
telanjang, karena tahu karibnya akan menutup rapat auratnya itu.
Kehebatannya hanya manusia mahluk yang mempunyai dua pilihan, sehingga dia punya kemampuan untuk melakukan perubahan. Serumit dan seindah burung bisa membuat sarang, dia tak pernah punya keinginan membuat apartemen untuk bersarang.
Tapi manusia tidak berhenti ketika dia mengalami masa nomaden. lalu mengerti dengan menempati gua-gua sebagai tempat tinggal. Sejak jaman seperti itu juga manusia sudah terbiasa membentuk kelompok yang pada dasarnya sebagai membangun rasa aman.
Kemudian mereka juga harus berperang antar suku demi mengamankan kepentingan pribadi dan kelompok mereka. Sifat sosial ini terus berkembang seiring sarana yang mereka bisa ciptakan. Hingga akhirnya mereka mengerti apa arti kebersamaan yang dibangun tidak melulu oleh kesukuan, agama dan keyakinan.
Kehebatannya hanya manusia mahluk yang mempunyai dua pilihan, sehingga dia punya kemampuan untuk melakukan perubahan. Serumit dan seindah burung bisa membuat sarang, dia tak pernah punya keinginan membuat apartemen untuk bersarang.
Tapi manusia tidak berhenti ketika dia mengalami masa nomaden. lalu mengerti dengan menempati gua-gua sebagai tempat tinggal. Sejak jaman seperti itu juga manusia sudah terbiasa membentuk kelompok yang pada dasarnya sebagai membangun rasa aman.
Kemudian mereka juga harus berperang antar suku demi mengamankan kepentingan pribadi dan kelompok mereka. Sifat sosial ini terus berkembang seiring sarana yang mereka bisa ciptakan. Hingga akhirnya mereka mengerti apa arti kebersamaan yang dibangun tidak melulu oleh kesukuan, agama dan keyakinan.
Secara geologi, menurut Ross Mitchell, ahli geologi di Curtin University, Australia dikutip dari Live Science, daratan sedang bergerak kembali untuk bersatu. Alias membentuk pangea baru. Meski itu akan terjadi berjuta tahun ke depan. Namun manusia bisa bersatu bukan karena tempat tinggalnya satu daratan.
Dengan teknologi komunikasi modern yang mereka ciptakan, manusia bisa menyatukan daratan dalam pikiran dan keyakinan mereka. Bahwa mereka manusia yang sama dan memiliki tanggung jawab yang sama di planet ini. Bumi ini tak mungkin dijaga oleh satu suku atau satu kelompok manusia saja. Begitulah khalifah yang tuhan maksudkan.
Bukankah manusia menjadi rilek ketika berkumpul dengan sesamanya yang sepikiran? Kendati pasti ada perbedaan, tetapi sebagai makhluk yang cerdas dia punya pilihan. Perbedaan bukanlah wilayah ingin menang sendiri. Tapi jauh lebih luas untuk saling mengerti dan mengingatkan. Sepikiran tidak harus selalu seragam seperti baju sekolah.
Rindu, cinta dan semangat bisa lahir bak banjir bandang dalam kesempatan itu. Pertemuan itu yang diingini puisi di bawah ini,
Bukankah manusia menjadi rilek ketika berkumpul dengan sesamanya yang sepikiran? Kendati pasti ada perbedaan, tetapi sebagai makhluk yang cerdas dia punya pilihan. Perbedaan bukanlah wilayah ingin menang sendiri. Tapi jauh lebih luas untuk saling mengerti dan mengingatkan. Sepikiran tidak harus selalu seragam seperti baju sekolah.
Rindu, cinta dan semangat bisa lahir bak banjir bandang dalam kesempatan itu. Pertemuan itu yang diingini puisi di bawah ini,
Berikan
Tuhan,
berikan setetes saja kebersamaan itu
agar
kami tahu sedang sama-sama mengalir
Tuhan,
berikan setapak saja langkah itu
agar
kami mengerti punya satu tujuan
Tuhan,
berikan kami sebatang kayu saja
agar
kami bisa berlayar dalam satu perahu
Tuhan
hentikan kami sejenak di stasiun yang sama
di
tempat kami dulu bercanda