Skip to main content

Seperti Serigala : Fenomena Atheis di Negara Arab dan 2 Wanita Pemandu Karaoke yang Dipersekusi

seperti+serigala+fenomena+ateis+di+negara+arab+dan+2+wanita+pemandu+karaoke+yang+di+persekusi

Lebih dari sepuluh media berita online yang menurunkan berita meningkatnya warga negara Arab menjadi Atheis. 
Ada yang berkomentar curiga, "Berita semacam ini tentu tujuannya mendegradasi keimanan kaum muslimin. Data-data yg diperoleh hanya fiktif belaka". Ada juga yang kegirangan, "Ateis emang asik, bisa menikmati hidup dengan lebih bahagia... Horeeee". Ada yang kelihatan berwawasan, "Berita Hoax yang tak perlu dipercaya dari Media mainstream anti islam selalu menyudutkan islam, BBC iranians media yg jelas anti islam dan benci islam. Nyatanya islam makin berkembang pesat di eropa bahkan rusia".

Di zaman globalisasi ini berita bisa membingungkan kalau kita tidak bijak  menyikapinya. Tapi yang jelas mengapa kita seperti ketakutan jumlah orang islam menciut? Kwantitas itu tak menentukan kwalitas.

Kejadian persekusi kepada dua wanita pemandu karaoke di di salah satu kafe di Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat oleh sejumlah pria membuktikan, bahwa kebenaran menjadi menjijikan manakala berani karena keroyokan. Bahkan jadi sadis seperti binatang. Apalagi menimpa wanita yang dalam keaadaan tidak berprofesi seperti itupun kerap mendapat perlakuan "dipaksakan".
 
Kedua berita itu dimunculkan oleh media berita online. Tentu masih butuh penelusuran. Kalau lah itu semua cuma sekedar berita sensasi agar traffick atau pengunjung media itu meningkat, tetap ada yang menggeliat dalam diri kita, dan membuat penilaian benar atau salah.  

Bohong kalau kita tak pernah ada yang memberi tahu kebenaran dan kesalahan. Tuhan tidak pernah jauh dari kita. Dia tak pernah lalai atau tertidur  dalam mengurus mahluknya. Dia telah lama memproklamirkan dirinya lebih dekat dari urat nadi kita.

Atheis itu baru muncul di abad 18. Selama itu pada kemana orang-orang yang tidak percaya pada keberadaan tuhan dan dewa dewi ini? Atau ateis ini baru menemukan kata yang tepat hingga harus tersesat dulu dalam keyakinan terhadap adanya tuhan. 

Kalau cari sensasi jelas ga mungkin. Disana ada Ludwid Feuerbach dan Karl Marx. Dua tokoh dunia yang malang melintang dengan jurus-jurus lihay bagaimana meniadakan kepercayaan kepada tuhan.

Kata mereka, "adanya Allah merupakan sebuah fenomena kesadaran manusia saja. Allah ada hanya sebagai akibat proses kesadaran manusia. Dengan demikian, jika kesadaran manusia tidak ada maka Allah otomatis tidak ada"

Whadoh mas, mas coba bertanya ya, kalau perasaan itu asalnya dari mana? Lepas sejenak kebohongan agar bisa melihat dengan mata yang lain kedalam diri kita. Karena mata yang dua indah di kepala sangat terbatas kemampuan melihatnya.

Lepas pancaindra yang fana, ada indra lain yang bisa menyelusup jauh kedalam. Ada labirin teramat tipis benar dan salah dalam relung hati. Arena paling demokratis karena sidang paripurnanya milik kita. Lakukan voting kalau mau. Pilihannya niscaya hanya dua benar atau salah.

Tentu saja tidak mudah. Apalagi ketika kita jadi musafir yang terlunta-lunta. Di belantara kota masih ada google map. Di hutan masih ada tanda-tanda mata angin, kita bisa belajar dari para pencinta alam. Tapi manakala kita tersesat dalam belantara diri sendiri, kita nyaris tak menemukan cahaya.

Kita tak bisa membedakan benar dan salah. Karena nilai keduanya 12 dan 11. Atau bahkan hanya berbeda satu digit dibelakang koma dan nol nol. Mirip dan mengelabui.

Oleh karena itu, apapun penampakkan dan berita di luar sana tidak akan mungkin mengubur kebenaran. Karena kebenaran senantiasa terbersit dalam diri kita, kebenaran selalu menemukan caranya untuk tumbuh. Bukan berdasarkan jumlah teman kita atau karena benar kita menjadi sewenang-wenang.




Seperti Serigala

Tuhan,
bukankah kau yang mengajarkanku bilangan satu,
ternyata di atas bilangan sepuluh aku menjadi tak terduga

Melolong
seperti serigala

Menghujam
seperti belati

Mengembik
mirip kambing

Menggunting dalam lipatan

menjadi algojo saudara sendiri

Tuhan,
mengapa kau baru memberi tahu
bilangan itu hanya satu sampai sepuluh
Selebihnya aku harus memadamkan neraka
dan membakar surga

Popular posts from this blog

Arti Mimpi

Kalau kita membicarakan arti mimpi maka pasti hubungannya dengan ramalan apa yang akan terjadi bila kita sudah bermimpi. Misalnya kalau kita bermimpi dapat ikan, biasanya diartikan kita bakal dapat rizki atau keberuntungan.  Arti mimpi seperti ini kemudian kita sebut sebagai makna mimpi. Seperti keren tetapi pada kenyataannya  setelah bermimipi dapat ikan,  lebih sering tidak terjadi apa-apa dengan keberuntungan kita . Mengapa arti mimpi yang cenderung tahayul itu kita sebut makna? Ketika agama meyakinkan kita bahwa tuhan sengaja menggulirkan malam untuk beristirahat setelah siang beraktifitas. Maka tentunya ada aktifitas lain ketika kita tertidur, setelah begitu giat semua organ tubuh kita bekerja. Karena tertidur berbeda dengan mati, buktinya kita bisa bermimpi dan ketika bangun masih mengingatnya walau kadang tidak lengkap.  Dalam kondisi tertidur sel-sel tubuh kita tidak mungkin diam, karena harus mendukung kenikmatan tidur sang tuan. Selain itu karena sebagian besar otot-otot ki

Keyword Facebook Pro dan Tiktok Afiliate

Semua platform sepertinya tidak jauh berbeda. Urusan cari uang di medsos tentu jadi mendadak seleb, kebanyakan pikiran kotor, ingin cari uang secara gampang. Jadi mirip korupsi juga, lumayan makan energi, denyut jantung sudah dipastikan berada di atas rata-rata. Mabuk harta memang nadanya jedak jeduk, mengimbangi pusing pala berbi. Tapi itu awalnya saja, setelah itu jantung tenang. Karena mulai terbiasa. Jantung mulai beradaptasi dengan nutrisi tidak sehat, tidak meronta lagi. Mungkin jadi imun dari perasaan dosa. Penumpukan racun seperti itu sama saja dengan membuat cerita tua kita seru dengan penyakit jantung. Akibat sudah sering memaksa jantung bekerja dalam suasana was-was. Jadi kalau mau aktif di medsos seperti orang korupsi seperti itu sah sah saja. Ingin limpahan uang secara gampang tidak ada yg melarang. Toh di dunia yang penuh hak azasi ini segala hal bisa jadi komoditi.    Muter dulu Sempat bertanya ga, mengapa semakin orang ngerti dan mampu membeli makanan empat sehat lima s

Debat Capres Seperti Film Musikal

Debat capres memang keren, karena negara maju juga sudah lama melakukannya. Apakah diadakannnya debat capres memperlihatkan bahwa sebuah negara sudah maju? Tentu tidak, ya. Apalagi kalau sekedar mau ikut-ikutan, biar kita kelihatan tak ketinggalan kereta.  Yang ketinggalan kereta itu pacar, dalam film  "Pacar Ketinggalan Kereta" garapan sutradara Teguh Karya. Film Sebuah Pesta Film Pacar Ketinggalan Kereta sebenarnya bertema  soal cemburu yang menjalar kesana kemari lalu jadi masalah yang komplek. Tapi karena film yang diproduksi tahun 1989 ini film musikal, maka persoalan yang komplek itu jadi  happy ending. Permasalahan dalam film ini juga diawali dari pesta ulang tahun pernikahan seorang pengusaha kaya yang ke 25. Film musikal tentu menuntut setiap pemerannya tidak sekedar bisa akting tapi juga bisa menari dan menyanyi, agar film ini tetap gembira dan mengundang senyum. Sehingga persoalan cemburu yang kerap terdengar bisa mengundang kekerasan menjadi pudar. Penonton sepert