Kiamat kepercayaan yang purba. Atau ada yang berani mengatakan kiamat yang dimaksud bukanlah kehancuran alam semesta?
Yang merasa janggal kalau kiamat seperti ini diancamkan agama yang notabene tahu peresis rahman dan rahimnya Alloh swt. Tuhan semesta alam. Apa ga sayang alam semesta yang dibangun miliyaran tahun ini diluluhlantakkan?
Kabarnya cerita wayang Bharatayuda kita juga tidak sedang menceritakan perang seperti perang dunia 1 dan 2, yang yang sudah menelan korban 40 dan 50-70 juta jiwa sipil dan militer.
Jadi ingat obrolan kanjeng rosul yang bikin terperangah para sahabatnya. Kata kanjeng rosul sepulang dari perang badar yang dasyat itu, kita baru saja pulang dari perang kecil. Perang yang besar adalah perang melawan diri sendiri.
Masa kurang ampuh? Perang besar itu pan bisa dirasakan sendiri? Atau kita sudah berhenti berperang dan merasa menang? Hati-hati perang besar yang satu itu susah dimenangkan.
Lihat saja peperangan yang nyata di bumi ini. Perang dunia yang sudah tamat jilid 2 dan menelan jutaan korban. Boro-boro bikin kapok. Malah mulai disebut-sebut perang dunia 3. Moncong bom nuklir sudah pada dipamerkan negara besar.
Anehnya tanda-tanda kiamat sama sekali tak menyoal pembuatan senjata pemusnah masal itu. Malah sibuk menunggu dajjal, lgbt sampai frustasi.
Paling tidak Ada yang mendefinisikan penyakit yang menimpa kita itulah siksa kubur. Karena yang dikubur sebenarnya makanan ke dalam perut kita. Sedang jasad yang sudah meninggal seperti yang tertulis dalam Al-Quran "Allah menciptakan manusia dari tanah dan kelak ia akan dikembalikan ke tanah sebelum dibangkitkan lagi".
Makanan yang 4 sehat 5 sempurna juga bisa jadi siksaan kalau diperoleh dengan cara yang zalim.
Apakah ada seorang koruptor ada yang tenang, setelah dia merampok uang rakyat? Mungkin jawabannya ada dalam filosofi plato, "manusia adalah terdiri dari gabungan jiwa dan raga dalam persekutuan yang tidak bahagia".
Kepastian yang Purba
ternyata titik-titik itu hanyalah gambar belaka
menetes dalam haribaan yang Esa
kembalilah, duhai sang pengembara
bersama do'a dan air mata
12 April 2012
ternyata titik-titik itu hanyalah gambar belaka
menetes dalam haribaan yang Esa
kembalilah, duhai sang pengembara
bersama do'a dan air mata
12 April 2012
Comments