Akhirnya kita yakin alam semesta beserta isinya ini diciptakan dengan penuh kecintaan. Cinta yang tak pernah lelah seperti mekanisme daur ulang. Karena kita melihat:
"Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan menghidupkan bumi sesudah matinya. Dan seperti itulah kamu akan dikeluarkan"
Daur Ulang Oleh Makhluk Taat
Bumi sudah melakukan daur ulang sendiri. Seandainya manusia bisa hidup secara sederhana dan alami, sistem daur ulang itu akan seimbang dengan lamanya waktu pembusukan sampah. Sehinga siklus itu terjaga dan bumi tidak terbebani dengan polusi sampah yang meracuni tanahnya.
Sekarang terbayang kalau semua yang tumbuh dan kita gali dari bumi ini, sampahnya kita biarkan membusuk sendiri. Lamanya pembusukan alami tidak sebanding dengan banyaknya produksi sampah yang dihasilkan manusia. Apalagi kalau kita menyoal sampah plastik. Bumi tempat kita membangun syurga ini bisa jadi TPA, Tempat Pembuangan Akhir alias kantong sampah besar.
Menurut National Geographic, 8,3 miliar metrik ton plastik dihasilkan manusia dalam enam dekade dan 91 persennya dibuang tanpa didaur ulang untuk dapat terurai secara alami. Dan celakanya kantong plastik saja membutuhkan waktu 10 sampai 20 tahun untuk bisa terurai.
Proses penguraian sampah yang disediakan alam ternyata harus ada campur tangan makhluk yang diberi dua pilihan. Satu-satunya makhluk yang dipilih tuhan menjadi aktor perubahan hanyalah manusia. Karena terbukti kalau hewan sehebat burung manyar saja yang sanggup membuat sarang yang indah, tak pernah punya pikiran untuk membangun sarangnya menjadi sebuah apartemen.
Apalagi malaikat tidak mungkin dituntut pertanggungjawabannya untuk mengelola sampah. Makhluk taat ini tak mungkin membuang sampah sembarangan. Beda lagi dengan makhluk di sebelahya yang terkenal dengan sebutan syetan. Meski sudah terkenal calon neraka, makhluk ini juga sering difitnah. Kalau ada manusia yang berbuat jahat sering dituduh sebagai perbuatan syetan. Untuk urusan membuang sampah sembarangan, masa harus syetan juga yang jadi terdakwa. Terlalu ya bang roma?
Semua sampah organik bisa diurai secara alami. Proses yang senyap ini memperlihatkan ada mahluk-makhluk taat yang bekerja siang malam. Atau sudah ada makhluk tuhan yang kerja shift siang dan malam, makhluk nokturnal dan diurnal. Tapi makhluk-makhluk tuhan yang taat ini jelas tak bisa kejar target. Manakala sampah melebihi batas kemampuan mereka untuk mengurainya alam akan kewalahan dan itu artinya bencana.
Manusia dengan kemampuan membedakannya tentu harus turun tangan ikut menyeimbangkan keadaan. Sampah-sampah itu mereka sendiri yang memproduksinya, maka mereka sendiri yang harus bijak memanajemennya.
Sampah Masyarakat
Lalu bagaimana dengan sampah masyarakat? Apakah terjadi juga sistem daur ulang pada makhluk bumi yang dianugerahi kemampuan untuk memilih ini? Bahkan seperti yang diuraikan di atas , kalau manusia tidak turut campur dalam urusan sampah saja kiamat datang lebih cepat.
Kecintaan tuhan pada kita ini sepertinya berlebihan. Ketika moyang adam baru rencana diciptakan malaikat sudah komplan, mengapa tuhan mau menciptakan makhluk penumpah darah. Tuhan tidak menjawab panjang lebar, dia cukup menjawab, "Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Tidak tanggung-tanggung disuruhnya pula para malaikat dan makhluk lain untuk sujud kepada adam. Kecuali setan. Maka jadilah si "penumpah darah" ini khalifah di muka bumi. Udara, api, air dan tanah bisa kita saksikan sujud kepada manusia. Semua makhluk yang ada di bumi bisa diatur oleh manusia.
Bumi berkembang menjadi surga aden. Tuhan benar-benar membuktikan ketidaktahuan malaikat dengan memberinya kekuatan untuk merubah keadaan, "Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri".
Begitu cintanya tuhan pada manusia sehingga tidak ada makhluk lain yang punya keistimewaan seperti itu. Bahkan ketika ada manusia yang sesombong setan, tuhan tetap mencintainya dengan menjadikannya sebagai bagian dari rencana tuhan.
Cinta Adalah
Begitulah cinta yang diajarkan tuhan, lembut dan penuh energi. Segalanya tidak dibangun dengan sekali tiup alias
abrakadabra. Semangat berkelanjutan yang bercita rasa.
Cinta adalah sebuah perjalanan sekaligus tujuan. Kerapkali kita kaprah lalu enggan bercinta, karena tiba-tiba kita paksa kegiatan ini dalam wilayah yang tidak sakral alias gampang ditonton dan dibeli. Nilainya menjadi rendah bahkan tak jarang dianggap selokan tempat kita membuang kotoran. Cinta jadi melulu kebutuhan badan dan berhenti dalam arti nafsu.
Sampai Kau Bertanya
Tinggal
kata-kata yang tersisa
Lalu
kurajut dalam setiap helai cahaya di matamu
sampai
kau bertanya,
Dimana
cinta ketika bintang-bintang pudar di langitku?
Aku
hanya sanggup menenun senyummu,
dalam
temaram,
dalam
senja yang makin menghujam