Pasrah sebuah kata yang jelas konotatif dengan tak berdaya. Tapi kondisi netral seperti itu bisa meluluh lantakan kekuatan gusar. Itu kekuatan planet kita. Lihat bagaimana bumi menaklukan petir yang mengandung sekian mega volt kekuatan listrik. Hanya perlu seujung tembaga di atas rumah, lalu sejuntai kabel yang dimasukan ke dalam tanah. Maka kedigjayaan petir reda diserap bumi.
Kita masih menganggap pasrah itu kalah, padahal mujizat para rosul menjelma karena pasrah. Ketika kata tak lagi bermakna ketika tindakkan tidak laku, maka kebenaran seperti keluar dari hukum kausalitas. Hukum sebab akibat yang jelas-jelas membuktikan adanya sang pengawas. Pembawa kebenaran hampir menjelma layaknya pemain sulap, membelah laut, tak mempan dibakar dan lain sebagainya.
Tapi yang jelas mujizat tak bisa diobral begitu saja. Apalagi jadi komoditi yang bisa diperjualbelikan. Itu yang membedakannya dengan sulap. Itu yang membuat pasrah bukan brojol begitu saja, tetapi merupakan rangkaian usaha yang kadang bersimbah darah. Namun agak jarang prestasi yang juga hasil akhir dari usaha lalu pasrah kita sebut sebagai mujizat. Padahal rekam jejaknya sama.
Kepercayaan lebih sering buta akan fakta-fakta ilmu pengetahuan. Bahkan kadang akhirnya ilmu pengetahuan menjadi bahan para pesulap. Entah kenapa manusia selalu terhibur dengan hal-hal yang ajaib. Keadaan bisa lebih buruk lagi manakala seseorang tanpa mau usaha lebih menyukai keajaiban. Dia tidak punya etos kerja untuk membangun harapan dan impiannya. Kepercayaan telah melumpuhkan harapan sejatinya.
Usaha tidak akan kehilangan khayalan, tapi khayalan lebih mudah mengebiri usaha. Surga dibumi ini telah terkontaminasi iblis yang konsisten menggoda, kalau adam secara rasialis dinobatkan menjadi mahluk termulia. Padahal adam membangun surga aden dengan kecerdasannya usaha. Adam terpilih karena bekerja dan bukan pemimpi yang dimakan hoax, penghayal yang menginginkan surga secara abrakadabra.
Musafir Mimpi
Akhirnya kita bisa bicara mengenai bintang-bintang
Lalu langit yang kokoh seperti menaburkan bunga-bunga
Aku biarkan ombak yang meludahiku itu,
surut bersama rembulan
Dalam diam kita bisa bermimpi tentang samudra
Lalu ikut berlayar bersama malaikat
Menjadi musafir mimpi
yang mencari matahari
10 April 2012
Comments