Kalau ada pertanyaan, siapakah makhluk Allah yang paling patuh? Tentu jawabannya makhluk selain manusia. Bahkan jujur saja, setelah setan ingkar kepada tuhan karena tidak mau bersujud kepada Adam, dia seperti trauma. Meskipun dilaknak beserta keturunannya sampai akhir jaman, syetan konsisten dengan permintaannya yang dikabulkan tuhan untuk menggoda manusia. Dia tak pernah ingkar lagi.
Setan pecatan malaikat
Setan jelas sudah teruji ketaatannya kepada tuhan. Dia mantan tetua malaikat bernama Azazil yang sudah mengabdi di kerajaan tuhan selama 120 ribu tahun. Sampai hari ini kita belum dengar ada syetan yang bertaubat atau hijrah dan tidak lagi menggoda manusia. Setan patuh sebagai penggoda. Bahkan makhluk gaib ini tidak pernah komplan kepada tuhan walaupun selalu difitnah.
Kalau ada manusia yang berbuat jahat atau sadis pasti disebut perbuatan setan. Padahal yang membunuh, merampok, korupsi dan lain sebagainya selalu terbukti manusia. Setan tidak pernah punya pengacara atau pembela, dia membusuk di semua kitab suci. Tapi kalau ada pengacara yang licik pasti disebut pengacara setan. Sedangkan yang dibelanya biasanya manusia bukan setan.
Namun walaupun makhluk tuhan yang satu ini konsintensinya hebat seperti itu, abah tidak pernah berkenan membuat puisi yang menyanjung setan. Abah takut puisinya disebut puisi setan. Nanti abah disebut penyair setan pula. Seram kalau harus ikut-ikutan memfitnah setan. Mahluk ini begitu saktinya sehingga tak satupun dari kita yang bisa menggambarkannya begitu akurat, kecuali gambaran seram bersiung, bertanduk dan berekor.
Manusia lebih sakti dari setan
Makhluk tuhan itu memang unik-unik, yang mencengangkan semuanya tidak mempunyai kesamaan, kecuali kepatuhannya tadi. Para rosul sedemikian disanjungnya karena kepatuhannya kepada tuhan begitu memukau. Kepatuhan itu indah seperti air, hewan tumbuhan dan lain-lain. Mereka hanya perlu ditata saja bila berinteraksi dengan kita. Selebihnya ketika mereka dibiarkan liar juga tetap menghadirkan keindahan.
Pernahkah kita bisa mengatur debur ombak atau awan yang beriak dilangit? Alam di sekitar kita bergerak begitu saja. Bencana yang timbulkannya, semata-mata karena kepatuhan mereka diganggu serta dirusak oleh kita, makhluk yang diberi anugerah bukan hanya kepatuhan tapi sekaligus ketidakpatuhan. Nama setan sepertinya hanya kambing hitam atas ketidakmampuan manusia untuk selalu patuh. Ternyata manusia memang lebih sakti dari setan.
Kesaktian ini sudah terbukti dari sejarah asal-usul adam. Bahwasannya Allah telah memerintahkan semua makhluk sujud kepada karuhun manusia ini. Sujud dalam hal ini sangat berkonotatif dengan taat, siap dikendalikan. Maka tidak heran kalau nabi Sulaiman adalah nabi yang bisa bicara dengan hewan dan tumbuhan. Ada juga yang menceritakan Sulaiman bisa bicara dengan permadani dan angin.
Warisan nabi Sulaiman
Mungkinkah pawang ular, pawang hujan, pelatih lumba-lumba , pelatih singa dan lain sebagainya, mewarisi mujizat nabi Sulaiman? Atau kita melihat kenyataan yang sama, Manusia membuat bendungan untuk mengatur airnya sebagai pembangkit listrik, mengairi persawahan dan perkebunan. Manusia juga bisa menangkal petir, membuat besi terbang alias pesawat. Bukankah itu semua artinya makhluk lain sedang sujud kepada adam? Bahkan berbincang dengan akrab, lalu ramai- ramai penduduk bumi menyebut hal itu sebagai ramah lingkungan.
Adanya konentivitas besar dengan seluruh makhluk di planetnya, sudah lama dirasakan oleh seniman terutama oleh penulis syair atau puisi. Sehingga karya mereka begitu kaya dengan metafora, perumpamaan untuk membuat karya mereka mengena. Hewan,tumbuhan dan alam paling sering digunakan untuk menegaskan itu. Bahkan sering menjadi inspirasi film-film box office.
Mudah-mudahan artikel di atas bisa membuat puisi pendek di bawah ini kena.
Rindu Untuk dermaga
Kata-kata yang hilang bersama air hujan itu, kawan
telah mengayuh angin berada di lautan
Bersama ikan-ikan kita selami kedalaman
Burung camar yang pergi menembus awan itu, kawan
telah menepi dan membawakan kita bulan
Bersama bintang kita pergi ke angkasa dan mengenal matahari
Di samudra yang luas itu kita menjadi ombak yang mejambangi pantai
Kepada perahu kutitipkan rindu untuk dermaga
Comments