Tuhan memulai kita dengan ketidaksadaran, ketidaktahuan, tak bisa berbuat apa-apa selain mengeluarkan suara: menjerit dan menangis. Tapi ibu dan bapak kita tahu apa arti suara itu.
Kemudian ibu dan bapak kita memberi kita nama, mengenalkan hal-hal sederhana yang menurut mereka sesuai dengan kemampuan kita.
Nabi Isa bisa bicara untuk mengatakan bahwa ibunya tidak berzinah hanya saat genting saja. Setelah itu bayi Isa beranjak normal dan tumbuh seperti kita.
Maka kemudian kita menemukan cara mendidik anak di masa kolonial dan di zaman milenial berbeda. Padahal keduanya sama tentang rasa sayang kedua orantua kepada anaknya.
Cara manusia tumbuh dan kebiasaan di sekitarnya ternyata mengalami perubahan setiap waktu. Kita melihatnya sebagai kemajuan. Tercipta menuju sempurna.
Di suatu masa kita bisa menganggap itu hal yang sudah sempurna. Ternyata di masa datang hal itu sudah usang. Kita dan keadaan ini nyata sedang dalam perjalanan.
Kita menyaksikan sendiri bukti-buktinya. Dulu orang berkomunikasi langsung kopdar. Saat ini kita bisa berkomunikasi online, jarak jauh, bahkan antar benua.
Malah sekarang NASA sedang membuat komunikasi antar planet. Mereka sedang uji coba DSOC Deep Space Optical Comminications
Tempat Matahari Bertahta
Kita pernah membicarakan Garuda yang lantang
berbicara dengan matahari,
membasuh luka di wadah Sang Pertapa
Lalu kau bertanya, Kemana bila ku dahaga
Jawabku, pergilah ke tata surya, tempat matahari
bertahta
24 Maret 2012
Comments