Kata google ada 1 miliar pengguna facebook. Siapa yang ga ngiler? Sialnya kita malah seperti disihir, kalo cari uang di internet itu gampang.
Profesional Mode
Dedi Corbuzer pernah wanti-wanti setelah podcast sama Ata Halilintar dan Ria Ricis, supaya penontonnya jangan ngeyel sama dua pesohor youtube ini.
Ata Halilintar dan Ria Ricis ga simsalabim mendapatkan posisi mewah sekarang ini. Mereka sampai sempat sakit saat bikin konten.
Pesan moral ini ampir ga ada pengaruhnya. Seperti samson melawan goliath. Tapi sepertinya sudah banyak kawan-kawan yang terkapar di profesional mode fb.
Mereka pikir, sekedar posting pamer sarapan pagi aja bisa monet di fb pro. Soal sarat follower dan jam tayang, banyak yang wara-wiri nawarin. Bisa dibeli.
Ternyata ga semudah itu ferguso. Apalagi dengan aturan baru monetisasi profesional mode fb yang mulai berlaku 4 Oktober 2024.
Apakah fb sudah insaf, lantaran prilakunya ini membuat image fb cuma milik emak-emak? Usang dan vulgar, menjadi ladang konten asal eksis, licin dan berlendir?
Lucunya orang menganggap instagram lebih berkelas. Hingga lebih suka pamer di IG. Emang meta ngasih label klas sama kedua produknya ini?
Udah pada tahu belom ada yang dapat untung 1 miliar jualan di facebook ads? Cuma jualan sleting plastik harga 800 perak.
Terbukti kita ini tersesat, kalau masuk di medsos sekedar gengsi. Apalagi kalau mau memburu dolar dengan membuat konten asal-asalan. Itu kan ga ada bedanya dengan jualan, barang yang ditawarkan harus sesuai kebutuhan.
Tukang dagang tentu ga bisa rasial, diskriminatif. Luaskan pasar ke seluruh dunia. Kalau perlu ke seluruh planet. Gunakan sales terbaik di seluruh alam semesta. Manfaatkan tukang gosip.
Apa sekedar banyolan politik istilah power of emak-emak itu?
Nyata, cuy.
Tanah air kita ini aja disebut Ibu Pertiwi bukan bapak pertiwi. Jadi sekali-kali nyelam lah jangan diombang-ambing ombak melulu. Ntar karam baru tahu rasa.
Jadi aturan baru monetisasi fb pro yang kabarnya akan efektif di tahun baru 2025 itu emang bikin sembelit mental kita. Udah capek-capek ngejar 5000 follower dan jungkir balik naikin jam tayang, eh, tahu-tahu sarat monetisasi itu lenyap.
Monetisasi
Semua monetisasi jadi satu paket dan tambah perih. Kali ini harus menunggu undangan dari fb. Mental mendadak terjun bebas. Ditambah jadi tebak-tebakkan, konten macem apa yang bakal mendapat undangan.
Tiarap aja dulu menunggu gerakan laut. Kan mau bermain di atas ombak lagi dan menganggap hanya fb yang bisa menggelontorkan rizki. Berharap fb masih mau asal-asalan.
Asal banyak penonton. Aturan hanya sekedar asesoris. Biar ga dianggap medsos liar, penyebar hoaks dan provokasi. Yang penting APS, Asal Pengiklan Senang. Kecelakaan ditanggung penumpang.
Kalau masih jahiliyah seperti itu, alamat profesional mode fb pro dikubur hidup-hidup oleh kemegahan youtube. Karena youtube tidak banyak merubah aturannya. Isi konten seh sebenarnya sami mawon.
Lantaran banyak yang ngomong asal jeplak, kalau cari uang di youtube itu gampang. Maka para kurcaci pada latah buka chanel di youtube.
Para kurcaca yang sudah beken di media mainstream malah lebih beringas berjejalan masuk youtube. Ga usah bikin kontrak tektek bengek segala macem sama pemilik youtube, kentutnya aja bisa jadi konten viral.
Lha, kurcaci macem kita mau jual apa? Mesti jungkir balik kan? Ga bisa cuma modal latah. Apalagi ditambah minta sedekah follow dan dikunjungi sesama fb pro. Alih-alih dapat dolar, malah makin nyata ga punya ahlak jadi konten digital. Numpang keren disebut konten kreator.
Jadi di platform manapun sama aja. Makanya diaturan fb pro yang lama, ramai orang jualan follower dan jam tayang. Kita dapet suaka dari komplotan tukang memancing di air keruh.
Apakah praktek ini akan berhenti di aturan baru?
Banyak jalan menuju ciledug. Selama hayat dikandung badan, setan atau iblis atau makhluk antah berantah macem itu akan slalu melumerkan kepedean kita.
Makhluk ini tak sudi keturunan adam yakin cahaya tuhan ada dalam dirinya. Makanya bani adam digoda biar semaput ga percaya diri. Biar temenan ntar di neraka.
Masyaalloh udah diwisuda jadi konten digital masih belum tobat juga dari mental latah? Kopi paste kreativitas orang?
Godaan mah slalu ada tapi targetnya sama, biar lu pada lupa diri. Ngapain Gusti Alloh mengawal dirimu 9 bulan di rahim yang berbeda, kalau mau bikin makhluk yang sama?
Dicetak di pabrik aja lu pada. Biar sama kek ubin. Presisi. Giliran dipasang ditabokin kuli bangunan biar rapih.
Bonus Iklan
Beda itu unik, coy. Boleh tanya sama yang buta warna. Betapa menderitanya ga bisa melek warna yang beraneka ragam.
Jadi mau berubah macem apapun, disebut kebijakan atau kelicikan, facebook itu hanya calo bukan bos. Hanya punya lapak. Kita ini produser, pengiklan itulah bosnya.
Yang punya uang bisa buta warna, sing penting banyak orang nongkrong ketika dia obral dagangannya. Mau konten hebat ataupun konten kentut, yang mereka hitung tetap berapa banyak yang menonton konten kita.
Kendati begitu sebuah karya tetap punya martabat, tapi kalau facebook lebih demen cekikikan dan cekakan. Apa mau dikata.
Mending pedulikan cahaya dalam diri kita. Melecehkan penampakan disebuah medsos, hanya akan membuat cermin kita makin kusam. Lalu ikut-ikutan memancing di air keruh.
Sayangi anugerah kemampuan untuk memilih, tatkala disodorkan benar dan salah. Neraka itu nyata ketika kita gelisah atas apa yang kita pilih.
Sebuah karya yang jadi konten adalah refleksi seberapa beresih kita menjadi cermin. Maka bila kreativitas itu membuat kita bahagia. Ga terpengaruh banyak dan sedikitnya kunjungan. Kita sudah berada di syurga, yang sudah lama kita hayalkan sebagai tempat tanpa penderitaan.
Lagian masa seh, ga percaya sama keadilan tuhan? Rizky itu tuhan yang taburkan. Bukan facebook dan pengiklan. Sesultan apapun mereka, berapa triliyun dolarpun yang mereka genggam, hanya noktah kecil dari kekayaan alam semesta.
Ketika kita berkarya bukan sedang bekerja pada mereka. Tapi sedang merefleksikan cahaya yang diberikan tuhan. Semakin giat kita membersihkan cermin itu semakin besar upah yang kita dapat.
Keadilan punya jalan sendiri untuk membuat kita bahagia.
Itu kontan lho, ga pake lama.
Comments