Mungkin virus covid19 ini dari dulu juga ada kalau kita yakin bahwa selama ini kita hidup dengan virus. Sama purbanya dengan kisah moyang kita adam dan hawa. Komunikasi global menggusur masyarakat untuk kritis, tetap sehat dalam berfikir paling tidak memilah. Informasi virus terbeken di dunia ini hampir setiap waktu berseliweran. Wara wiri memasuki medsos, mencerahkan, menyesatkan lalu mengentalkan doa.
Mungkin kita terlalu lelap dengan silaturahmi gaya medsos yang sarat dengan formalitas saling mendoakan dan kerap lupa bertindak. Silaturahmi tentu saja harus bertemu mengetahui peresis keadaan yang lainnya. Bukan penampakan yang cenderung jaim di medsos. Silaturahmi lebih kental dengan seadanya. Nyata dan bukan formalitas.
Mungkin Tuhan sedang menghukum kita? Bisa lelah kita kalau mengikuti kemungkinan itu. Atau lebih tegas hanya syetan yang mempertanyakan keadilan Gusti Alloh. Bukankah jarang keadilan itu dilengkapi rahman dan rahim. keadilan yang penuh kasih sayang.
Mungkin kita seharusnya bersyukur daripada terlibat hiruk pikuk covid dan memperparah ketakutan.
Yang jelas gaya hidup mulai seragam. Pakai masker dan rajin cuci tangan.
Yang jelas gaya hidup mulai seragam. Pakai masker dan rajin cuci tangan.
Sang Pertapa Bugil
Orang-orang sibuk berkilah
Orang-orang sibuk berulah
Begitu senyap Tuhan dalam renungan sang pertapa
Berhala ada dimana-mana bahkan dalam dirinya sendiri,
itu yang paling buas, gemasnya
Berperang di arena ini tidak dibekali senjata. Bahkan jadilah seperti bayi
Bugil
Senjatanya hanya kepolosan
Biarkan dunia melihat kita
Karena kita akan kembali peresis seperti itu
Comments