Secara histori manusia dan syetan sudah bermusuhan. Syetan merasa tak patut sujud kepada Adam. Masa api harus sujud pada tanah. Syetan memang pura-pura bodoh kalau tanah dan api menjadi variable hidup di dunia. Lengkapnya tanah api air tidak bisa dipisahkan sebagai sumber daya yang ada di bumi. Jadi syetan tentu sombong saja kalau ingin diperlakukan berbeda karena asal muasal.
Permusuhan dengan setan
Sesederhanakah kisah permusuhan itu? Apakah ketika manusia sedang imut-imut, rajin ibadah, baik budi dan lain sebagainya, sedang ditinggalkan setan cuti lebaran? Atau kita ikut-ikutan rumit seperti film Dr Jekyll and Mr Hyde, dimana kebaikan dan keburukan manusia bisa dipisahkan oleh cairan kimia hasil penemuan Dr Jekyll.
Setan dan keturunannya dikutuk ke bumi nyaris bersamaan ketika Adam dan hawa terusir dari surga aden. Konon kalau Adam diusir dari surga karena menikmati buah khuldi sedangkan syetan karena kesombongannya. Apakah mereka diturunkan ke bumi berbeda tempat? Nampaknya hanya adam dan hawa yang dijauhkan. Sedangkan setan tidak, karena permohonan setan untuk menggoda manusia supaya meniru dirinya jadi makhluk sombong dikabulkan.
Rupanya setan masih tahu diri kalau dia masih punya tuhan untuk dimintai. Bisa jadi adam juga tahu diri setelah menikmati buah khuldi bersama hawa pergi sendiri ke bumi. Bukan menerima sk seperti pegawai negeri atau perintah langsung dari raja yang berkata-kata. Melainkan seperti halnya kita kalau telah berbuat aib di sebuah daerah, kita tentu tidak betah berada di tempat itu.
Bayangkan kalau kita menjadi adam, makhluk pertama yang mengenal nama-nama dan punya akal. Tentunya kita akan tergoda juga oleh kesombongan, sedangkan kesombongan itu pakaian tuhan. Jadi tak seekor mahlukpun yang ditolelir gusti Alloh untuk memakai pakaiannya. Kecuali mahluk itu ingin bersatu dengan sang mahluk bertanduk dua yang sudah dilaknat tuhan sampai keturunannya.
Pelajaran dari buah khuldi
Pelajaran dari buah khuldi
Kesombongan bisa melepaskan nafsu dan amarah. Sebuah lingkaran setan yang butuh keberanian untuk memotongnya. Kita sering kalah kalau harus berkelahi dengan diri sendiri. Malah kita yang lebih sering tertipu oleh diri sendiri. Merasa benar padahal sedang sombong tidak sabaran.
Lalu kerapkali kita linglung, terus jadi kreatif membuat standar dalam hal sabar. Padahal boleh sampai semaput untuk menjaganya. Jatuh bangun dalam memperjuangkan ini adalah bagian dari pelatihan kemampuan untuk sabar.
Atau ini pelajaran dari buah khuldi nabi adam. Kalau ada sebuah lakon atau film yang menggambarkan buah khuldi seperti apel, mengapa diceritakan Al-Quran setelah Adam dan Hawa "menikmati" buah itu, maka terbukalah aurat mereka. Awalnya mereka juga digoda perihal panjang umur alias punya keturunan dan prestasi Adam yang waktu itu "bisa tahu nama-nama", alias mahluk berkaki dua paling cerdas pertama.
Tuhan memang paling apik kalalu berkata-kata soal nafsu dan birahi yang ada di bilik privasi. Sehingga kita tidak sadar kalau setelah Adam dan Hawa melakukan kesalahan menikmati buah khuldi mereka beranak cucu. Kita ini buah dari nafsu dan kesabaran Adam beserta istrinya. Mereka harus sabar meninggalkan syurga Addin dan mengarungi dunia untuk kemudian dipertemukan.
Maka jelas, akan ada yang terbaik ketika kesabaran dimaksimalkan. Cinta, rindu, dendam menjadi satu kesebelasan dalam lapangan sepakbola kesabaran. Biarkan Tuhan yang mengurus bola yang out ke luar lapang.
Kita sudah cukup memperlihatkan permainan yang cantik.
Maka jelas, akan ada yang terbaik ketika kesabaran dimaksimalkan. Cinta, rindu, dendam menjadi satu kesebelasan dalam lapangan sepakbola kesabaran. Biarkan Tuhan yang mengurus bola yang out ke luar lapang.
Kita sudah cukup memperlihatkan permainan yang cantik.
Secangkir Es Dalam Terik Matahari
Aku yang memulai mencari matahari di matamu
Lalu kutinggalkan bara di hatimu
Pergilah katamu,
menjadi musafir dalam dusta yang membisu
Aku yang memulai mencari matahari di matamu
Lalu kutitipkan pada sayap kupu-kupu
Terbanglah katamu,
Aku mengepakkan diam yang tak bersayap
aku hanya ingin menjadi
secangkir es dalam terik matahari